Senin, 22 Juni 2015

Makalah

ANALISIS HASIL STUDI TIMSS
(Trends in International of Matematics and Science Studies)
Oleh:
Ibnu Hajar
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UIR, Riau
A.     Pendahuluan
Pada masa ini, kemampuan dalam menguasa ilmu pengetahuan menjadi hal yang sangat penting, dengan penguasaan pengetahuan tersebut seseorang dapat memuat suatu kebijakan atau keputusan yang dapat berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kebutuhan mereka sendiri. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai informasi, mereka bisa membedakan informasi yang dapat mencapai pemenuhan kebutuhan atau informasi yang berupa mitos jika mereka mempunyai alat untuk hal itu. Oleh karena itu manusia yang mempunyai keingintahuan yang tinggi perlu diberikan jalan sebagai sarana pengembangan pengetahuan  secara dini, mereka perlu diberikan bekal  ilmu pengetahuan setinggi-tingginya yang dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Untuk mengetahui kemampuan manusia tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap apa yang telah diberikan.
Trends in International of Matematics and Science Studies TIMSS) adalah studi penilaian internasional yang dilakukan untuk melihat kemampuan matematika dan sains  siswa yang dilakukan sejak tahun 1995 oleh Asosiasi Internasional untuk Evaluasi Prestasi Pendidikan (IEA), sebuah organisasi internasional lembaga-lembaga penelitian dan lembaga penelitian pemerintah.  Setelah tahun 1995, TIMSS dilaksanakan tahun 1999, 2003, dan 2007, sangat sukses dalam mengukur prestasi siswa dalam matematika dan Sains. Indonesia mulai sepenuhnya berpartisipasi sejak tahun 1999.
Pada tahun 1999 sebanyak 38 negara berpartisipasi sebagai peserta, pada tahun 2003 meningkat menjadi 46 negara, pada tahun 2007 meningkat menjadi  49 negara, dan tahun 2011 meningkat lagi menjadi 65 negara peserta. Dalam melakukan studi ini, setiap negara harus mengikuti prosedur operasi standar yang telah ditetapkan, seperti pelaksanaan uji coba dan survei, penggunaan tes dan angket, penentuan populasi dan sampel, pengelolaan dan analisis data, dan pengendalian mutu. Untuk setiap tahun putaran studi, pengembangan tes dan angket dipusatkan di Boston College, Boston-USA; penentuan sampel sekolah ditentukan oleh Statistics Canada di Ottawa-Kanada; dan pengolahan data dilakukan di Data Processing Center, Hamburg-Jerman.
            Indonesia termasuk negara peserta dalam TIMSS seperti negara-negara lain, untuk melihat sejauh mana kemajuan pendidikan sain dan bagaimana kedudukan Indonesia dalam TIMSS.
Dalam studi ini adalah seluruh siswa kelas VIII sekolah lanjutan tingkat pertama di Indonesia. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret-April pada setiap tahun putaran studi dan dilakukan secara bersamaan di sekolah-sekolah sampel. 

B. Aspek Penilaian

Dasar penilaian prestasi sains dalam TIMSS dikategorikan ke dalam dua domain, yaitu isi dan kognitif. Distribusi spesifikasi dari penilaian tersebut adalah sebagai berikut:

Dimensi isi (konten): menentukan materi pelajaran yang akan

dinilai dalam sains seperti Biologi, Kimia, Fisika, Ilmu Bumi dan dimensi  kognitif dengan menentukan domain kognitif, atau keterampilan, dan perilaku yaitu:pengetahuan, penerapan, dan penalaran.

Tabel 1: Target Persentase dari Penilaian TIMSS  Domain Konten dan Domain Kognitif pada Kelas Delapan

Domain Konten
Persentase  (%)
Biologi
35
Kimia
20
Fisika
25
Ilmu Bumi
20

Domain Kognitif
Persentase (%)
Kelas Empat
Kelas Delapan
Pengetahuan
40
35
Penerapan
40
35
Penalaran
20
30


Domain Konten
Kelas Delapan


                 Empat besar konten domain-biologi, kimia, fisika, dan ilmu bumi

menentukan isi tercakup dalam penilaian kelas delapan. Penting untuk dicatat, bahwa dalam internasional penilaian seperti TIMSS organisasi topik sains ke dalam domain tidak sesuai dengan struktur instruksi ilmu di semua negara. Di banyak negara, misalnya, sains diajarkan sebagai ilmu pengetahuan umum atau ilmu terpadu sedangkan pada tempat lain, sains diajarkan sebagai mata pelajaran terpisah seperti biologi, fisika, dan kimia. 

                 Selain itu, beberapa topik termasuk dalam Kerangka sains TIMSS 2011 mungkin di beberapa negara diajarkan dalam kursus-kursus lain, seperti pendidikan kesehatan, ilmu sosial, atau geografi.  

                 Setiap domain memiliki isi beberapa daerah topik utama; yang masing-masing disajikan sebagai daftar tujuan yang tercakup dalam kurikulum sains di mayoritas negara peserta. Bagian di bawah ini menggambarkan masing-masing domain konten, memberikan ikhtisar dari topik wilayah yang akan tercakup dalam setiap domain, dan menyediakan satu set tujuan penilaian  untuk setiap topik.

Domain Kognitif
Kelas Delapan

                 Untuk merespon dengan benar untuk item tes TIMSS, siswa harus akrab dengan isi sains yang dinilai, mereka juga membutuhkan

untuk pengambaran di berbagai keterampilan kognitif. Menggambarkan keterampilan memainkan peran penting dalam pengembangan penilaian seperti TIMSS 2011, karena mereka adalah penting dalam memastikan bahwa survei meliputi berbagai keterampilan kognitif diisi domain yang sudah digariskan. 
                 Bagian ini menguraikan keterampilan dan kemampuan yang terkait dengan dimensi kognitif. Dimensi kognitif dibagi menjadi tiga domain berdasarkan pada apa yang siswa harus ketahui dan lakukan ketika menghadapi berbagai item dikembangkan untuk penilaian TIMSS 2011. Yang pertama domain, pengetahuan, meliputi fakta-fakta ilmu pengetahuan, prosedur, dan konsep mahasiswa perlu tahu, sedangkan domain kedua, menerapkan, berfokus pada kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan konseptual pemahaman untuk masalah sains. Situs ketiga, penalaran,  melampaui solusi dari masalah sains untuk situasi asing, konteks kompleks, dan multi-langkah masalah. 

Ketiga domain kognitif yang digunakan pada kedua nilai, namun

persentase bervariasi antara kelas empat dan delapan sesuai
dengan kemampuan kognitif meningkat, jatuh tempo, instruksi, pengalaman, luas dan kedalaman.

                 Dengan demikian persentase item yang melibatkan

pengetahuan lebih tinggi di kelas empat sedangkan persentase item
yang meminta siswa untuk terlibat dalam penalaran yang lebih besar pada kelas delapan. 

C.    Hasil TIMSS Sain Indonesia

Hasil sain yang dianalisis dalam kajian ini adalah data TIMSS sain tahun 2007 meskipun sudah dilakukan pengujian untuk sain tahun 2011. Berdasarkan informasi bahwa publikasi untuk hasil sain 2011 pada bulan Desember 2012.

Tabel 2. SKOR RATA-RATA PRESTASI SAINS

TIMSS-R 1999
TIMSS 2003
TIMSS 2007
No
Negara
Skor
No
Negara
Skor
No
Negara
Skor
1
Taiwan
569

1
Singapura
578

1
Singapura
567
2
Singapura
568

2
Taiwan
571

2
Taiwan
561
3
Hungaria
552

3
Korea Selatan
558

3
Jepang
554
4
Jepang
550

4
Hongkong
556

4
Korea Selatan
553
5
Korea Selatan
549

5
Estonia
552

5
Inggris
542
6
Belanda
545

6
Jepang
552

6
Hungaria
539
7
Australia
540

7
Inggris
544

7
Ceko
539
8
Ceko
539

8
Hungaria
543

8
Slovenia
538
9
Inggris
538

9
Belanda
536

9
Hongkong
530
10
Finlandia
535

10
Amerika Serikat
527

10
Rusia
530
11
Slowakia
535

11
Australia
527

11
Amerika Serikat
520
12
Belgia
535

12
Swedia
524

12
Lituania
519
13
Slovenia
533

13
Slovenia
520

13
Australia
515
14
Kanada
533

14
Selandia Baru
520

14
Swedia
511
15
Hongkong
530

15
Lituania
519


Internasional
500
16
Rusia
529

16
Slowakia
517

15
Skotlandia
496
17
Bulgaria
518

17
Belgia
516

16
Italia
495
18
Amerika Serikat
515

18
Rusia
514

17
Armenia
488
19
Selandia Baru
510

19
Latvia
512

18
Norwegia
487
20
Latvia
503

20
Skotlandia
512

19
Ukraina
485
21
Italia
493

21
Malaysia
510

20
Yordania
482
22
Malaysia
492

22
Norwegia
494

21
Malaysia
471
23
Lituania
488

23
Italia
491

22
Thailand
471

Internasional
488

24
Israel
488

23
Serbia
470
24
Thailand
482

25
Bulgaria
479

24
Bulgaria
470
25
Rumania
472

26
Yordania
475

25
Israel
468
26
Israel
468


Internasional
474

26
Bahrain
467
27
Siprus
460

27
Maldova
472

27
Bosnia Herzegovina
466
28
Maldova
459

28
Rumania
470

28
Rumania
462
29
Masedonia
458

29
Serbia
468

29
Iran
459
30
Yordania
450

30
Armenia
461

30
Malta
457
31
Iran
448

31
Iran
453

31
Turki
454
32
INDONESIA
435

32
Masedonia
449

32
Siria
452
33
Turki
433

33
Siprus
441

33
Siprus
452
34
Tunisia
430

34
Bahrain
438

34
Tunisia
445
35
Cili
420

35
Palestina
435

35
INDONESIA
427
36
Filipina
345

36
Mesir
421

36
Oman
423
37
Maroko
323

37
INDONESIA
420

37
Georgia
421
38
Afrika Selatan
243

38
Cili
413

38
Kuwait
418




39
Tunisia
404

39
Kolombia
417




40
Saudi Arabia
398

40
Libanon
414




41
Maroko
396

41
Mesir
408




42
Libanon
393

42
Algeria
408




43
Filipina
377

43
Palestina
404




44
Botswana
365

44
Saudi Arabia
403




45
Gana
255

45
Maroko
402




46
Afrika Selatan
244

46
Elsavador
387








47
Botswana
355








48
Qatar
319








49
Ghana
303


Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi sains siswa kelas VIII Indonesia berada signifikan di bawah rata-rata internasional. Indonesia pada tahun 1999 berada di peringkat ke 32 dari 38 negara, tahun 2003 berada di peringkat ke 37 dari 46 negara, dan tahun 2007 berada di peringkat ke 35 dari 49 negara.  Pencapaian sains siswa kelas delapan Indonesia menunjukkan pencapaian rata-rata secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.  Rata-rata prestasi sains di Indonesia adalah sekitar pada tingkat yang sama pada tahun 2007 seperti dalam 1999, setelah pulih dari penurunan dari 1999 sampai 2003.
Beradasarkan data prestasi sains tahun 2007 siswa Indonesia kelas delapan termasuk pada kelompok negara-negara yang mengalami penurunan prestasi sain dengan skor 427 dengan human developmen index (HDI) 0.728 (tingkat pembangunan manusianya dikategorikan sedang). Indonesia berdampingan dengan negara Tunisia setingkat diatasnya dan Oman dibawahnya. Jika dilihat negara tetangga Thailand, Malaysia kita berada 13 tingkat di bawah mereka. Negara-negara dengan nilai tinggi pad indeks pembangunan manusia (HDI)  memiliki harapan umur panjang, tingginya tingkat partisipasi sekolah dan melek huruf dewasa, dan baik standar hidup, yang diukur dengan per kapita Produk Domestik Bruto. 
            Siswa laki-laki memperoleh rata-rata skor  428, dan siswa perempuan mendapatkan rata-rata skor 426. Artinya pada sains  siswa laki-laki di Indonesia mempunyai prestasi lebih tinggi dibandingkan siswa wanita.
            Prestasi siswa kelas delapan Indonesia pada domain konten dan kognitif sesuai tabel di atas menunjukan trend menurun (Laporan Sain TIMSS tahun 2007) dan jika dilihat dari kategori yang telah ditetapkan termasuk kategori rendah berdasarkan   patokan internasional  (skor  400 – 474) dimana pada kategori ini  siswa memiliki pengetahuan dasar sains. Siswa dapat menunjukkan pengetahuan tentang beberapa fakta sederhana yang berkaitan dengan materi. Mereka mengenali beberapa fakta, dan menunjukkan pemahaman awal. Siswa menafsirkan gambar label dan diagram sederhana, tabel sederhana, dan memberikan tanggapan pendek yang ditulis terhadap pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan informasi faktual.

Hasil Domain Konten
Prestasi siswa berdasarkan domain konten dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Domain Konten Kelas Delapan TIMSS 2007

Domain Konten
Rata-rata skor
Kelas delapan
Biologi
428
Kimia
421
Fisika
432
Ilmu Bumi
442

Berdasarkan data bahwa kemampuan siswa kelas  delapan Indonesia memperlihatkan prestasi sebagai berikut:
1.    Kemampuan siswa Indonesia mencapai pada patokan pembanding international skor 625 yaitu pada konten Kimia tentang Reaksi Kimia (example item 1) dengan persentase siswa yang mencapai patokan tersebut 6% (rata-rata internasional 23%) (TIMSS, 2007)
2.    Kemampuan siswa Indonesia mencapai pada patokan pembanding international skor 625 yaitu pada konten fisika tentang magnet (example item 2) dengan persentase siswa yang mencapai patokan tersebut 23% (rata-rata internasional 23%) (TIMSS, 2007)
3.    Kemampuan siswa Indonesia mencapai pada patokan tinggi international skor 550 yaitu pada konten fisika tentang thermal condutivity (example item 3) dengan persentase siswa yang mencapai patokan tersebut 21% ( rata-rata internasional 47%) (TIMSS, 2007)
4.    Kemampuan siswa Indonesia mencapai pada patokan tinggi international skor 550 yaitu pada konten Biologi Fotosintesis (example item 4) dengan persentase siswa yang mencapai patokan tersebut 43% ( di atas rata-rata internasional 40%) (TIMSS, 2007)
5.    Kemampuan siswa Indonesia mencapai pada patokan menengah international skor 475 yaitu pada konten Biologi Organisasi, karakterisasi mamalia (example item 5) dengan persentase siswa yang mencapai patokan tersebut 55% ( di bawah rata-rata internasional 63%) (TIMSS, 2007).
6.   Kemampuan siswa Indonesia mencapai pada patokan menengah international skor 475 yaitu pada konten fisika materi penerapan pengetahun di bumi dan di bulan (example item 6) dengan persentase siswa yang mencapai patokan tersebut 67% ( di atas rata-rata internasional 65%) (TIMSS, 2007)
7.   Kemampuan siswa Indonesia mencapai pada patokan rendah international skor 400 yaitu pada konten fisika materi defenisi kerja (example item 7) dengan persentase siswa  mencapai patokan tersebut 86% ( di atas rata-rata internasional 78%) (TIMSS, 2007)
8.   Kemampuan siswa Indonesia mencapai pada patokan rendah international skor 400 yaitu pada konten Biologi materi sel (example item 8) dengan persentase siswa yang mencapai patokan tersebut 59% ( di bawah rata-rata internasional 75%) (TIMSS, 2007)
9.   Prestasi siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki pada konten biologi dan kimia, sedangkan pada fisika dan ilmu bumi lebih tinggi prestasi siswa laki-laki


Hasil Domain Kognitif

                 Domain kognitif siswa kelas delapan Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini

 Tabel 3. Domain Kognitif Kelas Delapan TIMSS 2007

Domain Kognitif
Rata-rata skor
Kelas Delapan
Pengetahuan
426
Penerapan
425
Penalaran
438

Dari data di atas terlihat rata-rata prestasi domain kognitif siswa kelas delapan berada di bawah rata-rata internasional (500), dan dilihat dari penjelasan dalam TIMSS 2007 prestasi ini menurun secara signifikan dari rata-rata internasional.
Prestasi siswa kelas delapan memperlihatkan dari ketiga aspek domain kognitif kemampuan penalaran (438) siswa kelas delapan lebih baik dari pengetahuan (426) dan penerapan (425)
Prestasi siswa perempuan lebih tinggi pada aspek pengetahuan dibandingkan siswa laki-laki, sedangkan aspek penerapan dan penalaran lebih tinggi dari siswa perempuan.

D.   Faktor Mempengauhi Hasil TIMSS Sains
Banyak faktor yang mempngaruhi hasil belajar sain siswa yaitu:
1.    Guru, guru berhubungan dengan kualifikasi pendidikan pada umumnya guru di negara yang tinggi prestasi sain memiliki guru dengan tingkat pendidikan PhD dengan keahlian bidang sain seperti biologi, fisika,kimia, ilmu bumi.
2.    Pengajaran sain yang menggunakan pendekatan proses (empashis approach and process scains).
3.    Untuk fisika dalam kehidupan sekolah banyak menggunakan bahasa yang berhubungan dengan tes fisika.
4.    Partisipasi guru dalam peningkatan profesional.

E.   Kesimpulan
Hasil belajar sain Indonesia pada periode TIMSS 2007 menunjukan trend  yang sama dengan penilaian pada priode TIMSS 2003 dan 1999. Kategori yang ditempati oleh siswa kelas delapan pada sain yaitu pada patokan terendah internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Penilaian TIMSS. Diknas. go.id, 
            Diakses: 20 September 2012
Framework TIMSS 2007.
TIMSS 2007. Encyclopedia A Guide Mathematics and Science Education Around the Wold.              Volume 1. TIMSS and PILS.
TIMSS 2007. TIMSS International Science Report 2007. TIMSS and PILS